Pada awal 2023, Indonesia dikejutkan dengan berita mengenai kebangkrutan belasan perusahaan startup teknologi yang sebelumnya dianggap sebagai bintang baru di dunia bisnis digital tanah air. Startup ini bergerak di berbagai bidang layanan, mulai dari market place, layanan transportasi dan logistik, properti, hingga operator regional co-working space. Semua startup tersebut sebelumnya mengalami pertumbuhan yang pesat dalam waktu singkat. Namun, di balik kesuksesan yang terlihat, ada masalah keuangan yang serius. Ketidakmampuan dalam mengelola arus kas, pengeluaran yang tidak terkendali, dan ketidakakuratan dalam pencatatan keuangan, diduga telah membawa perusahaan-perusahaan ini ke ambang kehancuran.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya pemahaman dasar akuntansi. Kesalahan dalam pengelolaan keuangan tidak hanya terjadi pada bisnis skala besar atau startup teknologi. Bisnis skala kecil, usaha menengah, dan bahkan keuangan pribadi bisa menghadapi risiko yang sama jika tidak memiliki dasar akuntansi yang kuat. Karena itu, sangat penting untuk memiliki pemahaman dasar tentang akuntansi, sehingga berbagai masalah keuangan dapat dideteksi sejak dini, serta dapat meningkatkan kesehatan finansial bisnis maupun pribadi.
Akuntansi dasar adalah fondasi dari semua praktik akuntansi yang lebih kompleks. Ini mencakup prinsip-prinsip dasar seperti pencatatan transaksi, penyusunan laporan keuangan, pengelolaan arus kas, dan analisis laporan keuangan. Memahami konsep-konsep ini memungkinkan individu dan bisnis untuk memantau pendapatan dan pengeluaran mereka, mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, dan membuat keputusan yang lebih bijak berdasarkan data yang akurat.
Dalam kasus beberapa startup yang bangkrut tersebut, masalah utama yang terjadi ditengarai karena adanya ketidakmampuan pengelola keuangan dalam memantau dan mengelola arus kas dengan efektif. Banyak pengeluaran besar dilakukan tanpa perencanaan yang matang, dan pendapatan tidak cukup untuk menutupi biaya operasional. Selain itu, kesalahan dalam pencatatan keuangan menyebabkan laporan keuangan yang tidak akurat, sehingga manajemen tidak memiliki gambaran yang jelas tentang kesehatan finansial perusahaan.
Keunggulan Komparatif BFA
Kesalahan terkait pelaporan keuangan bisa terjadi karena banyak hal. Tapi kasus yang paling sering adalah karena kurangnya penguasaan para penyusun laporan keuangan atas akuntansi dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Ingat, akuntansi adalah ilmu dan keterampilan yang selalu dimutakhirkan dari waktu ke waktu. Seperti halnya SAK yang terus dimutakhirkan seiring dengan perkembangan terkini dari International Financial Reporting Standards (IFRS), kemampuan penyusun laporan tentunya harus catch-up dengan kondisi itu.
Berbicara tentang pelatihan akuntansi, Basic Financial Accounting (BFA) yang merupakan kursus akuntansi dasar IAI memiliki keunggulan esensial yang tidak didapatkan di pelatihan lainnya. Fakta bahwa IAI adalah organisasi profesi yang menaungi seluruh Akuntan Profesional di Indonesia dan standard setter yang sudah menyusun SAK sejak tahun 1973, adalah keunggulan komparatif yang mutlak tidak dimiliki lembaga manapun. Fakta ini memberi keyakinan bahwa materi yang disajikan di BFA IAI adalah substansi terbaru dari perkembangan akuntansi keuangan dan SAK.
BFA IAI diselenggarakan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan substansial bagi peserta, terutama penyusunan laporan keuangan yang mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang merupakan acuan utama penyusunan penyajian laporan keuangan di Indonesia. BFA ditekankan pada pemahaman konsep dasar dan lanjutan akuntansi dan penerapan akuntansi sesuai perkembangan terbaru PSAK. Pelatihan BFA dilengkapi dengan soal latihan dan contoh kasus aktual untuk setiap topik, sehingga dapat mengasah kemampuan pesertanya dalam menyelesaikan berbagai permasalahan terkait laporan keuangan.
BFA dapat menjadi jawaban bagi siapapun yang selama ini kesulitan dalam memahami akuntansi tingkat dasar dan lanjutan, serta kesulitan dalam menerapkan konsep akuntansi dan perlakuan akuntansi sesuai dengan PSAK yang berlaku bagi para praktisi akuntansi. BFA didesain sebagai sarana pembelajaran yang tepat bagi SDM di bagian pembukuan, SDM yang akan ditempatkan di bidang akuntansi keuangan, analis kredit atau pembiayaan di lembaga keuangan/perbankan, praktisi IT yang bergerak di bidang pemrograman akuntansi secara umum, serta masyarakat umum yang berminat mempelajari akuntansi.
Informasi terkait Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Timur dapat diakses melalui iaijawatimur.or.id