Sejarah IAI Wilayah Jawa Timur bermula pada tahun 1970, menurut buku Perjalanan Seorang Guru Biografi S.Supoyo, saat itu beliau menjadi Ketua IAI Wilayah Jawa Timur. Pada tahun 1982, Wiyoko Suwandi menugaskan Tjiptohadi Sawarjuwono untuk mendata anggota IAI di Jawa Timur yang masih berjumlah puluhan. Berkat Wiyoko Suwandi, IAI Wilayah Jawa Timur mempunyai kantor sekertariatan yang menjadi satu dengan Kantor Akuntan milik Wiyoko Suwandi beralamat di Raya Darmo No.3 Surabaya. Pada masa itu, kehidupan IAI bergantung pada iuran anggotanya. Beberapa tokoh senior yang aktif kala itu yaitu S. Supoyo, Mustofa, dan Parwoto Wignjohartojo. Pada tahun 1983 diadakan rapat anggota yang pertama di Hotel Simpang yang terpilih saat itu yang menjadi Ketua IAI Wilayah Jawa Timur (1982-1986) adalah tetap S.Supoyo dan wakilnya Mustofa dengan sekretarisnya Tjiptohadi Sawarjuwono. S.Supoyo dikenal sebagai sosok yang mengutamakan kegiatan organisasi demi kemajuan dan didukung oleh Mustofa sebagai wakilnya, sedangkan Tijptohadi Sawarjuwono mengupayakan keanggotaan.
diadakan rapat anggota dan pemilihan suara dilakukan secara langsung dan terpilihlah Mustofa sebagai Ketua IAI Wilayah Jawa Timur kedua (1986-1994) dengan dibantu oleh sekretaris Edi Subiyakto. Mustofa merupakan alumni Universitas Airlangga, salah satu dosen di Universitas Brawijaya pada tahun 1980an dan juga seorang Akuntan Publik. Beliau juga dikenal dengan karakternya yang mudah bergaul. Pada saat itu kedudukan Kantor IAI Wilayah Jawa Timur berpindah dari Kantor Akuntan milik Wiyoko Suwandi menjadi satu dengan Kantor Akuntan milik Edi Subiyakto. Pada periode ini diadakan Konvensi Nasional Akuntan (KNA) yang pertama kali diadakan di Surabaya dan Kongres IAI pertama kalinya terselenggara di luar ibukota negara yaitu diselenggarakan di Surabaya.
Tahun 1994-1998, kepemimpinan beralih kepada Made Putra sebagai Ketua IAI Wilayah Jawa Timur ketiga.
Sejak kepemimpinan Ketua IAI Wilayah Jawa Timur keempat yaitu Fadjar OP Siahaan dan sekretarisnya Tijptohadi Sawarjuwono. IAI Wilayah Jawa Timur berpindah gedung dan memilih Direktur Eksekutif pertama yaitu Ardianto, serta mendirikan klinik usaha kecil dan menengah termasuk koperasi. Beliau juga dikenal sebagai sosok pemimpin yang baik.ahun 1998-2002, kepemimpinan dilanjutkan oleh Fadjar OP Siahaan dengan sekretaris Tjiptohadi Sawarjuwono. Pada masa ini, banyak upaya yang dilakukan untuk memperluas peran IAI di tingkat lokal dan nasional.
Di masa kepemimpinan Ketua IAI Wilayah Jawa Timur kelima Tjiptohadi Sawarjuwono, yang mengedepankan sikap toleran tetapi tegas dalam memimpin dan mengakomodir kepentingan anggota dengan memberikan keleluasan bagi pengurus yang lain untuk berperan mengembangkan IAI Wilayah Jawa Timur. Pada masa kepemimpinan beliau tepatnya di tahun 2005, kelas Regular Brevet A&B mulai berjalan. Semasa kepemimpinan beliau juga IAI Wilayah Jawa Timur melahirkan kegiatan Ujian Standar Keahlian Akuntansi (USKA) yang pada awalnya guna membantu lulusan SMK memiliki sertifikasi keahlian di Bidang Akuntansi sehingga dapat membantu dunia usaha dan dunia industri dalam akuntabilitas. Dalam hal pengembangan organisasi, IAI Wilayah Jawa Timur memiliki kemandirian keuangan yang dimotori oleh Manajemen Eksekutif, pada masa beliau Direktur Eksekutif yang menjabat tahun 2003 - 2007 adalah Deny Poerhadiyanto, dilanjutkan oleh Sigit Kurnianto dari tahun 2008 sampai saat ini. Tjiptohadi Sawarjuwono percaya bahwa akuntan bukan hanya yang bertempat tinggal ibukota provinsi sehingga IAI Wilayah Jawa Timur memiliki keberanian dengan membentuk Kepengurusan Komisariat yang menaungi dan melayani akuntan dan masyarakat di daerah yang berada di Malang Raya, Kediri, Jember, Madura dan Madiun, serta membentuk kepengurusan Anggota Muda yang pertama di Indonesia pada tahun 2014.
IAI Wilayah Jawa Timur pada masa beliau mendapatkan kepercayaan publik, mulai dari kegiatan sosialisasi dana kampanye di Jawa Timur bekerjasama dengan KPU Provinsi Jawa Timur, kegiatan bersama dengan Inspektorat Provinsi Jawa Timur dan Inspektorat pemerintahan Kabupaten/Kota di Jawa Timur dalam peningkatan kompetensi aparatur untuk mendorong akuntabilitas dan transparansi pemerintahan daerah. Pada masa beliau terlahir prestasi yang fenomenal yaitu IAI Wilayah Jawa Timur diberi kepercayaan oleh pemerintah Provinsi Jawa timur untuk mengadakan Diklat Manajemen Keuangan Desa kepada kepala desa dan sekretaris desa di Provinsi Jawa Timur. Pada tanggal 7 April 2016, masa kepemimpinan IAI Wilayah Jawa Timur oleh Tjiptohadi Sawarjuwono memiliki gedung sendiri Grha Akuntan Jatim, gedung tersebut diperoleh dari hasil dukungan dan sumbangan para anggota, khusunya yang terlibat menjadi tenaga instruktur Manajemen Keuangan Desa.
Di bawah kepemimpinan Basuki sebagai Ketua IAI Wilayah Jawa Timur yang keenam, organisasi ini menjunjung tinggi prinsip "Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin" dan filosofi "Holopis Kuntul Baris" sebagai semangat kebersamaan untuk mendorong perubahan yang positif dan berkelanjutan. Dengan semangat ini, IAI Wilayah Jawa Timur semakin memperluas pelayanan tidak hanya kepada para anggotanya tetapi juga kepada stakeholder lainnya.
Pada periode kepemimpinan Basuki, IAI Wilayah Jawa Timur berhasil menjalin kerja sama strategis untuk pembukaan Center Base Exam di dua lokasi penting, yaitu Grha Akuntan Jawa Timur dan BPSDM Provinsi Jawa Timur. Langkah ini bertujuan memfasilitasi para akuntan dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalisme mereka melalui sertifikasi yang lebih mudah diakses.
Selain itu, IAI Wilayah Jawa Timur aktif melakukan program pengabdian kepada masyarakat, dengan menjangkau berbagai kalangan, termasuk tenaga pendidik, pemerintahan, dan BUMDes. Program ini menjadi wujud kontribusi nyata dalam pengembangan akuntansi yang inklusif dan berkelanjutan.
Prestasi signifikan lainnya adalah kolaborasi dengan Kompartemen Akuntan Pendidik Ikatan Akuntan Indonesia dalam menyelenggarakan Konferensi Regional Akuntansi. Konferensi yang sebelumnya hanya berskala nasional kini berkembang menjadi event berskala internasional, memperkuat posisi IAI Wilayah Jawa Timur sebagai pelopor dalam pengembangan ilmu akuntansi di tingkat global.
Dengan berbagai inisiatif ini, kepemimpinan Basuki telah membawa IAI Wilayah Jawa Timur menjadi organisasi yang lebih inklusif, progresif, dan mampu beradaptasi dengan kebutuhan zaman, sekaligus berperan aktif dalam memajukan profesi akuntansi di Indonesia.